pardon my Bahasa Indonesia
Baru saja kemarin malam ku menerima ketenangan. Rasa yang dirasakan langsung oleh seluruh jiwa dan batinku. Kehadiran kalian semua sangat terasa, aku senang bisa tertawa bersama kembali, aku senang bisa berbagi cerita kembali. Bukan masalah saat semua itu dilakukan dari gawai genggaman handphoneku.
Tidak jarang aku menghabiskan waktu dengan orang yang kusegani. Tapi sayangnya sudah satu orang yang dipanggil kembali oleh Yang Maha Mengetahui segala isi hati. Kaget, sedih, bahagia? ya semua rasa campur aduk saat satu orang tersebut dipanggil. Di satu sisi aku sangat merasakan kehilangan, di satu sisi aku harus tetap bisa bahagia dan semangat.
Nasibnya, kehilangan sebuah teman karib tidak cukup untuk menguji ketenangan hatiku. Pagi ini, yang kupikir akan menjadi pagi yang baik , ternyata berbicara lain. Sekali lagi aku harus kehilangan sesuatu yang aku sangat sayangi. Dia tidak hidup, dia tidak berasa. Tapi dia bisa menjadi saksi perbuatan baik apa yang kuperjuangkan dan perbuatan hina yang telah kulakukan. Kehilangannya tidak menghantui seperti sebelumnya. Diriku lebih siap menerimanya. Pencarian hikmah pun ku cocok-cocoki dengan apa yang telah kulakukan demi menenangkan hatiku.
Ya, emang pantas seharusnya seperti itu. InsyaAllah sesuatu yang buruk sekarang tidak akan selalu buruk di masa Depan.