Bagaimana hidup kamu? Sepertinya kamu sangat bahagia ya akhir-akhir ini. Mendapatkan yang kamu inginkan dan melakukan yang kamu inginkan. Tapi kawan, sepertinya kamu terlewatkan sesuatu.

Kamu kehilangan waktu, cara-caramu untuk mentenarkan diri sendiri itu hanya menyita waktu kamu. Waktu kamu lebih banyak dihabiskan untuk melihat angka di layar itu, dengan harap di tiap menitnya akan bertambah, padahal tujuan kamu bukan itu.

Tahukah kamu, Bumi itu rindu akan keningmu. Kitab itu ingin sekali mendengarkan alunan suaramu. Jejarimu berkeluh pasrah tidak digerakan lagi olehmu. Anak di sana ingin sekali kembali menerima lembaran harapan darimu. Waktu inipun sedih melihat dirimu sekarang, bahkan mungkin dia akan berhenti dan berjalan mundur jika sanggup.

Kawan, Luar biasa sombongnya sekarang dirimu. Mudahnya kamu meninggalkan temanmu dan membiarkan mereka mengikuti secara pasif. Mereka adalah teman-teman yang membantumu untuk menjadi seperti sekarang, mereka adalah teman canda dan dukamu, mereka adalah masa lampau dan masa depan. Untuk apa kamu memiliki citra baik di orang-orang jauh sana tapi teman sendirimu melihat dirimu sebagai sosok penjilat. Penuh dengan pencitraan.

Jadilah dirimu yang baik, yang melakukan segalanya ikhlas demi kebaikan, tidak dengan diiringi rasa riya dan keburukan lainnya. Kamu ini manusia biasa, kamu jauh dari kata mahasiswa atau inspirator. Kamu boleh berbangga, tapi ingat kamu akan tidak terlihat di mata-Nya jika kamu berlebihan.

Apa rencanamu nanti?

Sepertinya kamu sedang mempertimbangkan sesuatu ya, mana yang harus kamu pilih. Sangat luar biasa percaya dirinya kamu. Kamu benar-benar merasa sudah terlalu pantas untuk sebuah amanah baru. Tapi lihatlah amanahmu yang dulu, apakah mereka menyesal telah memilih pundakmu?

Kawan, sedekat itu diriku denganmu, aku tidak akan ragu untuk menegurmu. Aku hanya tidak ingin kamu salah memilih jalan. Masih banyak hal yang harus kamu pertimbangkan dalam hidup ini. Mimpimu sekarang bisa saja bukan mimpu yang terbaik di masa depan. Tanyalah kepada Dia. Dalam heningnya malam, sucinya tubuh, dan dinginnya Bandung.

Sesungguhnya kamu hanyalah pemimpi yang sedang tertidur. Bangunlah, dan wujudkanlah mimpimu di saat kamu bangun, di saat kamu sadar bahwa kamu melakukannya di jalan yang benar.

Bandung, 21 Oktober 2017

Kawanmu