Di tahun kedua, aku keheranan sendiri kenapa organisasi Pelita Muda ITB bisa semenarik itu di mata mahasiswa. Bahkan mereka pada rela berkeliling mencari formulir pendaftaran yang tersebar di sembarang tempat (yang tentu bikin mager banget harusnya) dan mereka seakan sangat memperjuangkan keinginan untuk menjadi bagiannya.

Apa emang istimewanya?
“Ya karena ini Pelita Muda yed, keren.”

Setelah sekian lama, ku baru sadar, memang ternyata Pelita Muda ini keren. Instagramnya bagus, konten publikasinya nya berkualitas, kaderisasinya menarik, dan gengsi eksklusifnya tinggi banget. Orang-orang pun berkata demikian. Oh ini berarti sumber semua alasannya; semua karena branding… dan yang direncanakan tentunya.

~~Branding Kabinet KM ITB
(Kabinet Nyala – Kabinet Suarasa – Kabinet Senurani)

Branding atau penjenamaan atau persepsi orang lain terhadap sesuatu adalah hal yang sangat penting sekarang. Tiap orang akan menilai sesuatu dengan berbeda-beda. Entah itu merek air mineral, tempat nonton bioskop, ataupun sebuah organisasi. Namun persepsi orang tidak serandom itu sebenarnya. Ada metode dan strategi agar orang lain melahirkan persepsi sesuai yang kita inginkan.

Di ITB sendiri salah satu yang paling memperhatikan hal ini adalah Kabinet KM ITB. Tiga periode aku telah bergelut di sana, sejak Kabinet Nyala lalu Kabinet Suarasa dan sekarang Kabinet Senurani, aku jadi semakin paham tentang kenapa dan bagaimana branding ini diperjuangkan habis-habisan.

Branding Kabinet KM ITB dibuat dengan proses panjang dan analisis langsung terhadap sosok si pemimpin-pemimpinnya. Hal yang buruk dari mereka akan dieval bersama dan hal yang baik-baik akan diambil. Kemudian dijabarkan lagi hasil analisisnya menjadi hal yang lebih rinci dan mendasar. Dicocokkanlah dengan visi misi, nilai dasar pergerakan, dan budaya yang mau ditanam. Terus salah satu akhir dari semua proses ini akan menghasilkan gran desain yang terdiri dari nama kabinet, logonya, font, palet warna, dan apapun yang menjadi ciri khas di tiap desain dan publikasinya.

Memang terkesannya seperti ‘menghipnotis publik’ karena hanya menampilkan sisi yang berpotensi menimbulkan persepsi baik. Tapi sesungguhnya, branding itu bukan selalu tentang desain poster yang dilihat oleh orang lain. Lebih dari itu, branding juga memberikan peran besar dalam mambangun internal organisasi. Coba pikirkan, lebih semangat di mana saat kalian berorganisasi yang identitasnya jelas atau di yang identitasnya suram ngawang-ngawang? Oh tentu jawabannya di yang jelas. Hubungan emosional kita jadi terbentuk. Budaya-budaya yang ingin ditanam jadi melekat di diri kita dengan sendirinya. Kita juga jadi punya dorongan untuk terus berkembang ke arah yang diharapkan bersama.

Nilai Dasar Pergerakan Kabinet Suarasa KM ITB

Tengoklah Kabinet KM ITB 2017/2018, dengan membawa visi KM ITB menjadi Suar Pergerakan Gotong Royong untuk Satu Indonesia. Branding tahun lalu, rintisan kak Ilfi Tanzila dan tim, menghasilkan nama Kabinet Suarasa dengan semua hal berciri khas “ke-Indonesiaannya”. Mulai dari gran desain yang terinspirasi dengan periklanan jadul Indonesia dan seni vernakular becak di Bandung, lalu adanya kewajiban untuk selalu menggunakan bahasa indonesia (tidak boleh ada publikasi menggunakan bahasa asing), hingga keharusan menjunjung tinggi nilai kebudayaan Indonesia—yang tercantum pada Nilai Dasar Pergerakan—pada tiap individu anggota dan pemimpinnya. Semua itu representasi dari semangat nasionalisme yang diusung pemimpin Kabinet Suarasa.

Dengan penekanan itu semua, orang-orang pun jadi paham secara tidak langsung apa yang sedang ingin ditanam dan apa yang sedang ingin diperjuangkan. Jadi Branding bukan melulu tentang warna kulit pisang tapi juga tentang kematangan pisang tersebut.

~~

Sholah Ayub, Sosok di Balik Reklamasa ITB

“Sekarang gini yed, kalau usaha dan niat kita bagus tapi brandingnya jelek, itu sama aja buang-buang tenaga, orang lain gak akan notice. Kalau usahanya gak jelas, brandingnya juga buruk, ya itu koplak banget. Terus kalau brandingnya bagus banget, tapi usahanya biasa aja, yaaa.. gak apa, setidaknya orang akan tetap notice. Yang terbaik itu adalah saat semuanya bagus” 
-Sholah Ayub-
Pendiri Reklamasa ITB

Sebelumnya mari kenalan dulu dengan organisasi satu ini. Reklamasa itu, katanya, adalah tempat penampungan jiwa-jiwa kreatif dalam bidang sinematografi, desain grafis, dan projekdesain. Organisasi yang muncul akibat ketidaksengajaan ini udah sukses banget menarik perhatian per-branding-an di kampus ganesha.

Di saat masa kampus lagi panas-panasnya mencap gerakan dakwah agama itu semuanya sangat kaku dan tidak tepat sasaran, tiba-tiba muncul video viral mereka. Dengan elegan, puitis, cinematik, dan kreatif, Video dakwah tentang Ramadhan mereka tersebar di seluruh linimasa timeline. Geger! semua geger. Gak mungkin ini video tentang dakwah agama. Tidak hanya satu, karya video mereka terus berdatangan menyaingi konten-konten hatespeech. Dari semua videonya terlihat bahwa mereka memiliki satu tujuan yaitu Syiar Positif dan Kreatif.

Branding Reklamasa sengaja dibuat seperti itu untuk mendobrak persepsi buruk orang-orang terhadap gerakan dakwah agama. Lagipula kalau kita bersyiar kaku, yang akan menanggapi adalah orang-orang yang udah mau belajar agama tersebut. Tapi di sini kak Ayub melihat kekosongan syiar di kalangan orang menengah (orang yang masih melakukan ritual keagamaan tapi gak paham-paham banget). Itulah kenapa. Kak Ayub memilih untuk berdakwah dengan cara yang beda. Gait dulu hatinya, baru digiring ke arah yang benar.

~~


“Skhole telah menjadi saksi hidup gua bahwa citra organisasi itu berdampak besar dalam peningkatan kualitas internalnya”
-Faris Hafizh Makarim-
Kepala Sekolah Skhole 2016/2017

Skhole adalah buktinya. Berawal dari mimpi seorang Faris untuk menyebarkan sosok ‘pahlawan pendidikan’ ke penjuru kampus dan mimpi seorang Fayed untuk menunjukkan bahwa kegiatan sosmas dan Skhole adalah sesuatu yang keren. Maka dirancanglah strategi dan metode bagaimana Skhole ini bisa dianggap seperti itu. Walaupun gak ambis bombastis, tapi tetap jadilah brandingnya dengan tajuk ‘’Skhole Pahlawan’’. Gran desain brushnya yang nyentrik dan membakar gelora. Semangat dalam berjejaring dengan lembaga kampus tinggi. Selalu pamer kalau punya karya. Ikut ini itu, menang itu ini. Sebut terus nama Skhole di mana-mana karena semua anggotanya bangga dan sayang akan identitas barunya sebagai Pahlawan Pendidikan. Semua cara, kami coba untuk membesarkan namanya.

Apalah Skhole. Organisasi beranggotakan aktif satu orang, saat berdirinya di tahun 2008. Lalu dua tahun kemudian, menjadi tiga orang. Terus tumbuh dengan pasti, hingga kini menjadi organisasi yang pendaftarnya lebih dari 700 orang tiap tahun.

Apalah Skhole. Organisasi kecil yang berjuang sendiri dulunya. lalu mulai sadar akan mimpi eksistensinya. Mulai bertunas dengan sabar, hingga kini bisa menularkan kebermanfaatan dengan berdirinya Skhole Jatinangor.

Orang-orang kini melihat Skhole dengan ketertarikan yang berbeda. Semua tentang pengabdian masyarakat bidang pendidikan ITB kini dikiblatkan ke sana. Lembaga internal KM ITB berbondong-bondong minta diajarkan, minta difasilitasi, minta dihubungkan dengan pihak eksternal. Skhole-ITB Mengajar bukan lagi organisasi penyendiri yang kerjaannya hanya mengajar anak-anak kecil, organisasi ini terlihat seperti menemukan kembali tujuan awalnya. Dorongan moral untuk terus menjadi anggota Skhole yang sesuai ekspetasi di mata luar semakin menjadi-jadi. Dan kami harus menerima dan bertanggung jawab akan itu.

Karena… itu semua positif kan?

~~

Betapa asiknya jika orang-orang bijak bisa lebih memperhatikan ini. Pesan lebih tersampaikan, organisasi lebih mapan, kebaikan jadi bersebaran. Agar yang negatif menjadi pasif dan yang positif menjadi masif.

Terakhir, Branding bukan hal main main. Jangan harap mendapat kepercayaan publik lagi dengan mudah jikalau kau mengorban citramu demi eskalasi bodohmu terhadap isu politik.

Karena Branding itu bukan hanya dibuat, tapi harus dirawat.

 

Bdg 28/8/18
Achmad el Fayed

Penerima Manfaat Baktinusa 8
Wamenko Kominfo Kabinet Senurani

~~

klik untuk tengok,
Website KM ITB
Instagram Pelita Muda ITB
Channel Youtube Reklamasa ITB
Video Gerakan ITB Mengajar oleh Skhole