Indonesia yang katanya sebagai negara maritim ternyata masih memiliki minat akan pariwisata kapal pesiar yang sedikit di area kepulauannya. Mungkin sebagian banyak yang menggerutu dan menyalahkan ke pemerintah. Tapi jika kita memahami esensi dan pola bisnis kapal pesiar, kita akan paham bahwa ini bukan tentang regulasi, melainkan tentang ‘siapa orang kaya yang mau bermodal bikin perusahaan kapal pesiar di Indonesia’ dan ‘daerah pesisir mana yang paling siap menyambut rute-rute kapal pesiar’.
Hal ini demikian karena kapal pesiar itu bukan moda transportasi, melainkan wahana pariwisata yang didesain di atas kapal agar bisa bergerak di antara destinasi pariwisata lainnya. Yes betul, yang ngide bisnis kapal pesiar pertama kali emang jenius banget! Daerah pesisir yang mau menyambut kesempatan ini tentu harus punya pemahaman akan bisnis dan pelabuhan kapal pesiar itu sendiri.
Di tulisan ini saya akan jelaskan detailnya secara sederhana dan semoga bisa menjadi pemahaman bagi mereka yang berminat.
Memahami Pola Bisnis Kapal Pesiar
Kapal pesiar adalah kapal yang dipakai secara khusus untuk tujuan rekreasi. Para Penumpang menaiki kapal pesiar untuk menikmati waktu yang dihabiskan di atas kapal yang dilengkapi fasilitas penginapan dan perlengkapan bagaikan hotel berbintang. Sebagian kapal pesiar memiliki rute pelayaran yang selalu kembali ke pelabuhan asal keberangkatan. Lama pelayaran pesiar bisa berbeda-beda, mulai dari beberapa hari sampai sekitar tiga bulan tidak kembali ke pelabuhan asal keberangkatan.
Setelah dua tahun absen dari bisnis global akibat pandemi Covid-19, penawaran rekreasi kapal pesiar kembali hadir. Sejak tahun 2022, tingkat okupansi kapal pesiar global terus meningkat dan diperkirakan tumbuh hampir menyentuh 40 juta penumpang di tahun 2027.

Sumber: Statista
Berbeda dengan bisnis kapal biasanya, bisnis kapal pesiar memiliki Counter Tourism Mindset. Alih-alih menjawab permintaan, perusahaan kapal pesiar justru akan menjalan strategi untuk menciptakan permintaan hanya dengan menyediakan kapal baru dan menemukan penumpang untuk mengisinya melalui perencanaan jadwal itenary, pemasaran, dan strategi diskon. Ini berlawanan dengan sektor pariwisata secara umum, yang sangat tergantung pada permintaan dan konteks ekonomi secara keseluruhan.
Permintaan di bisnis kapal pesiar diciptakan melalui harga, fasilitas, dan paket perjalanan. Perusahaan kapal pesiar terus berusaha untuk mengembangkan paket kapal pesiar yang kompetitif dengan menyediakan pengalaman tinggal berkualitas tinggi di atas kapal, kegiatan di darat yang menawarkan berbagai destinasi budaya dan situs rekreasi, dan kemudahan naik turun dari kapal.
Sehingga penting menjadi catatan bahwa dalam perencanaan pelabuhan kapal pesiar, diperlukan komunikasi bisnis dengan perusahaan kapal pesiar yang ada untuk bisa mengkombinasikan daya jual sesuai paket perjalanan yang akan ditawarkan terutama untuk menangkap pasar yang telah hidup kembali.

Sumber: Global Journeys
Mempertimbangkan Jenis Pelabuhan Kapal Pesiar
Pelabuhan kapal pesiar sederhananya serupa dengan pelabuhan kapal penumpang, yaitu area yang memiliki fasilitas untuk menunjang kegiatan sandar maupun persiapan kegiatan pelayaran kapal, dan naik turun penumpang domestik ataupun internasional. Melihat pola bisnis yang dilakukan perusahaan kapal pesiar, menjadi penting untuk kita memahami jenis pelabuhan kapal pesiar seperti apa yang ingin direncanakan, yaitu:
- Home Port
Pelabuhan jenis ini menjadi awal mula atau akhir keberangkatan serta persiapan logistik pelayaran kapal. Pelabuhan ini secara khusus dilengkapi dengan fasilitas pelayanan keimigrasian, kepabeanan, bagasi, tiket, perlengkapan logistik, bunker, limbah dan koneksi transportasi yang luas. - Transit Port / Port of Call
Pelabuhan jenis ini menjadi destinasi singgah kapal pesiar hanya untuk beberapa jam atau hari. Pelabuhan ini mengandalkan kemudahan penumpang turun ke area darat dan biasanya diiringi dengan jaringan transportasi yang memadai dan efektif untuk menghubungkan penumpang ke banyak pilihan rekreasi di sekitar kawasan pelabuhan. - Hybrid Cruise Ports
Pelabuhan jenis ini memiliki gabungan fungsi jenis pelabuhan Home Port dan Transit Port. Fasilitas pelabuhan dibangun khusus untuk melayani awal dan akhir keberangkatan kapal namun juga dilengkapi dengan fasilitas keefektifan naik dan turun penumpang kapal serta konektivitas dengan destinasi pariwisata.

Sumber: Singapore Cruise Society
Fasilitas Pelabuhan Kapal Pesiar
Dari penjelasan sebelumnya, kita dapat memahami bahwa terminal pelabuhan kapal pesiar dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan kapal pesiar dan penumpangnya. Mereka juga harus terhubung dengan moda transportasi, destinasi pariwisata terdekat, dan kota pelabuhan. Berikut daftar fasilitas yang setidaknya perlu dimiliki:
Fasilitas Sisi Laut
- Fasilitas alur dan kolam perairan yang memiliki kedalaman memadai
- Fasilitas sandar dan tambat dermaga
Fasilitas Sisi Darat
- Apron dermaga
- Akses transportasi darat (termasuk kendaraan darurat dan logistik)
- Akses ke kota atau tempat destinasi rekreasi
- Fasilitas parkir dan transportasi publik
- Fasilitas logistik barang kepentingan pelayaran kapal pesiar (khusus home port)
- Bangunan terminal (termasuk fasilitas pelayanan keimigrasian, kepabeanan, bagasi, dan tiket) (khusus home port)
Fasilitas Lainnya
- Gangways untuk mendukung proses naik turun penumpang
- Mooring untuk mendukung proses tambat
- Shore Power untuk fasilitas penyediaan listrik
- Bunkering untuk fasilitas bahan bakar
- Waste Reception untuk fasilitas limbah kapal
Fasilitas-fasilitas di atas direncanakan sesuai kebutuhan akan proses atau jasa yang ingin diberikan oleh pelabuhan berdasarkan jenis yang sudah dijelaskan sebelumnya. Agar memiliki perencanaan yang komprehhensif, perencanaan perlu diiringi dengan berbagai perspektif yang berbeda seperti penumpang, operator terminal, maupun stakeholder di area kawasan.
Proses Keberangkatan dan Kedatangan di Home/Hybrid Port
Proses keberangkatan dan kedatangan penumpang kapal pesiar dimulai saat mereka tiba di terminal Home/Hybrid Port. Seperti alur proses pada bandar udara, terdapat berbagai area dan layanan yang ditawarkan untuk memudahkan proses tersebut seperti:
Proses Keberangkatan di Terminal Home/Hybrid Port
Untuk melayani proses persiapan keberangkatan, terdapat alur kegiatan penumpang yang perlu disediakan fasilitasnya di terminal seperti:
- Ruang masuk berupa ruang berkumpul bagi penumpang yang tiba di terminal, tempat perlindungan dari cuaca, tempat mencari informasi, dan tempat antrian untuk tahap selanjutnya dalam proses.
- Ruang drop bag berupa ruang di mana tas dibawa untuk pemeriksaan keamanan dan penataan sebelum dimuat ke kapal.
- Kontrol keamanan bagasi (pemindai X-ray) memungkinkan pemantauan bagasi yang menyeluruh, dan mendeteksi benda-benda yang tidak diizinkan dibawa ke dalam kapal.
- Ruang antrian yang mencakup beberapa lajur untuk memproses penumpang melalui kontrol keamanan naik ke kapal.
- Kontrol keamanan penumpang (lajur X-ray penumpang), dengan jadwal operasi disesuaikan dengan ukuran lalu lintas, jam sibuk, dan persyaratan lokal lainnya dan kapal pesiar.
- Area antrian tiket di mana penumpang antri sebelum check-in sehingga orang bisa dengan cepat pindah dari pengurusan tiket hingga masuk kapal.
- Ruang check-in dengan meja yang diproses oleh staf kapal pesiar untuk perjalanan cruise yang ditentukan. Penggunaan teknologi baru seperti aplikasi handphone atau gelang QR code dalam proses check-in akan memudahkan proses ini.
- Ruang tunggu untuk penumpang yang sudah memiliki tiket untuk menunggu sampai proses masuk kapal dapat dimulai. Ruang ini cukup besar untuk mengakomodasi tempat duduk yang cukup dan area sirkulasi, serta ruang untuk informasi kapal pesiar dan materi perjalanan lain.
- Koridor masuk kapal (gangways) dimana penumpang menuju ke kapal.
- Ruang kantor staf untuk staf operator, staf kapal pesiar, dan keamanan pelabuhan.
- Ruang lain, seperti ruang di mana penumpang bisa mengambil foto, lounge VIP, bahkan ruang serba guna di terminal.
Proses Kedatangan di Terminal Home/Hybrid Port
Untuk melayani proses kedatangan, terdapat alur kegiatan penumpang yang perlu disediakan fasilitasnya seperti:
- Koridor keluar kapal (gangways) untuk penumpang yang turun.
- Ruang dan proses kepabeanan, imigrasi, karantina, dan polisi.
- Bagasi lay down, adalah fasilitas semacam carousel seperti di bandara di mana penumpang dapat menaruh seluruh barang bawaannya di kapal sebelum akhirnya diambil kembali di terminal.
- Ruang kepabeanan untuk penumpang datangi setelah pengambilan bagasi ke meja pemrosesan, dan menyelesaikan prosedur yang berlaku.
- Ruang pertemuan di mana penumpang berkumpul dan bertemu dengan orang lain dan pindah ke transportasi darat.


Sumber: TU Delft dan PIANC
Area proses keberangkatan dan kedatangan sebuah terminal biasanya direncanakan terpisah agar tidak terjadi alur penumpang yang mengacak.
Proses Keberangkatan dan Kedatangan di Transit Port
Di pelabuhan yang menjadi destinasi transit, proses turun/naik kapal tidak terlalu rumit, terutama karena penumpang tidak membawa bagasi. Pelabuhan biasanya tidak memiliki atau tidak membutuhkan bangunan terminal khusus untuk menampung penumpang karena waktu turun/naik kapal lebih singkat, hanya kurang dari satu jam. Namun demikian, akses ke sarana transportasi setempat atau ke jalan pejalan kaki dan kembali ke kapal harus secepat dan sesederhana mungkin.
Di Indonesia sendiri, salah satu pelabuhan yang sering jadi destinasi transit adalah Pelabuhan Sabang. Kapal cukup bersandar, lalu penumpang bisa turun dan disambut dengan berbagai tarian, iringan musik, dan model budaya lainnya. Setelah itu penumpang bisa bersantai di pulau selama beberapa jam sebelum balik lagi ke kapal untuk ke destinasi berikutnya. Target utamanya adalah penumpang kapal pesiar dapat mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya di daerah tersebut. Kalau ternyata modal bikin acaranya lebih besar daripada uang yang dikeluarkan penumpang di daerah itu, berarti investasi zonk.

Sumber: InfoAceh
Proses Mobilitas ke dan dari Luar Kawasan
Proses mobilitas di luar kawasan pelabuhan merupakan aspek yang tidak terlepas dari perencanaan pelabuhan kapal pesiar. Biasanya terdapat area tempat penumpang tiba dengan berbagai moda transportasi untuk memulai perjalanan kapal pesiar maupun juga tempat mereka turun untuk mengambil moda transportasi apa pun untuk perjalanan berikutnya, biasanya melalui jalan raya dan sistem transportasi publik. Agar lalu lintas bergerak lancar, aman, dan efisien ke dan dari terminal dan ke dan dari kota, area ini harus terletak dekat dengan bangunan terminal. Area transportasi darat termasuk ruang untuk:
- Area kendaraan travel, seperti bus antar-jemput yang disediakan oleh pelabuhan atau perusahaan kapal pesiar dan bus wisata yang disediakan oleh kapal dan bus ekskursi independen.
- Area taksi dengan ruang yang nyaman di sekitar mobil untuk memudahkan bongkar muat.
- Area drop-off seperti tempat parkir mobil jangka pendek yang diperuntukkan bagi orang yang menurunkan atau mengambil penumpang.
- Area parkir untuk penumpang yang berangkat ke terminal untuk naik kapal pesiar.
- Konektivitas regional dan lokal ke sistem antar moda lokal dan regional, seperti bandara, perlu dihubungkan ke pelabuhan asal melalui kereta api atau jalan darat.
Sayangnya, ini yang selalu luput dari daerah di Indonesia. Pelabuhan kita jarang terhubung dengan moda transportasi yang memadai, terkhususnya bagi pelabuhan penumpang. Alhasil, para penumpang tidak berani untuk eksplor dan berpariwisata jauh-jauh karena terlalu beresiko dan maka keuntungan daerah tersebut semakin sedikit.
Proses Bongkar Muat Utilitas Pendukung
Selain daripada proses mobilitas penumpang, terdapat proses bongkar muat utilitas pendukung berupa bagasi (luggage), bahan bakar (bunkering), supply listrik (cold ironing), maupun limbah (waste reception) serta logistik lain untuk mendukung pelayanan di atas kapal pesiar. Proses ini dilakukan di area apron dermaga dengan bantuan jembatan atau ramp untuk objek padat dan bantuan hose pipa untuk objek cair.
Pelabuhan kapal pesiar memiliki proses pelayanan yang kompleks karena melibatkan perpindahan manusia di mana biasanya perlu memiliki standar pelayanan yang tinggi untuk tetap bersaing dan melibatkan perpindahan barang logistik dalam volume besar dan cepat sehingga diperlukan efisiensi operasi dan ketersediaan fasilitas tepat waktu.

Source: H.Z. Logistics
Setelah bisa paham hal-hal sederhana di atas, kita bisa lebih kritis daerah pesisir mana yang paling serius membangun agar dapat menangkap potensi pariwisata baharinya dan mana yang tidak.