Berbicara tentang otak dan pikiran, saya suka khawatir sendiri. Terlebih setelah rilisnya Cyberpunk 2077 sebagai salah satu game paling ditunggu-tunggu satu dekade terakhir. Simpelnya, game ini bertemakan kehidupan sebuah kota di tahun 2077 yang mana manusia sudah banyak melakukan transpalansi banyak teknologi ke dalam otaknya demi bertahan dari persaingan hidup. Ini mengingatkan saya akan betapa luar biasanya organ yang ada di kepala kita. Bahkan sang jenius Elon Musk sudah merancang Neuralink sebagai alat yang memanfaatkan otak kita agar ‘terhubung langsung’ ke kecanggihan dunia komputer di masa depan. Alasannya supaya manusia tetap bisa sejajar dengan perkembangan teknologi.

Tapi hemat saya, berbicara Neuralink, tidak usah dikaitkan dengan manfaat bagi kemanusiaan. Itu adalah murni bisnis. Sudah menjadi rahasia umum bahwa memanipulasi cara kerja otak bisa menghasilkan keuntungan uang yang menggiurkan. Tidak usah jauh-jauh berbicara masa depan, lihatlah sedikit ke masa lalu. Manusia banyak memanfaatkan doktrin ideologi supaya mendapatkan harta dan kekuasaan. Lalu semakin kreatif, otak mulai disuguhkan suara-suara berfrekuensi khusus yang terdengar indah. Suara tersebut memicu sinyal-sinyal khusus bergerak ke seluruh tubuh, menimbulkan sensasi tersendiri. Sampai sekarang pun penyuguhan ini masih berlangsung, yaitu musik. Sama halnya dengan narkoba. Memanipulasi otak secara permanen agar terus candu mengonsumsi adalah bisnis utamanya. Ada atau tidak ada uang akan tetap membuat si pengguna menghalalkan segala cara untuk merasakan senyawa penuh nikmat yang sudah tertanam di otaknya. Tak berbeda dengan pornografi yang prinsip kerjanya mirip-mirip narkoba. Bahkan dunia barat kini sudah mulai sadar bahwa itu adalah ‘the new drug’ yang bisnisnya semakin menggurita dengan perkembangan internet.

Ya tapi begitulah perkembangan manusia. Semua orang sepakat bahwa manusia diciptakan dengan akal. Yang dari akal tersebut tercetus ide-ide cemerlang dan berani menerobos hal baru. Ditakdirkan begitu demi kebaikan manusia, tapi ada saja manusia yang menggadaikan kebaikan dengan keuntungan uang semata.

Penulis dari Israel yang sudah saya sering sebut di tulisan sebelumnya, Yuval Noah Harari, juga berteori bahwa akan selalu ada efek samping dari terobosan-terobosan manusia. Sebut saja revolusi industri yang banyak memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia. Tapi juga telah melahirkan ‘kaum proletariat perkotaan’ atau ‘borjuis’. Kaum borjuis ini banyak bermain catur di perpolitikan, perekonomian, dan persosialan dunia. Sehingga akhirnya muncul pula kaum di luar itu yang bisa disebut sebagai ‘kaum tidak berguna’. Tapi lagi-lagi, manusia akan selalu haus dengan keuntungan. Maka kaum yang sudah tidak berguna ini akhirnya diusahakan tetap berguna dengan menjadikannya sebagai mesin pencetak uang otomatis. Haha iya, caranya adalah dengan menjadikan mereka konsumen tetap bagi industri narkoba, porno, musik, game, dan lain-lain dengan memanipulasi cara kerja otak dan pikirannya.

Game Cyberpunk 2077 memprediksi kalau pemanfaatan manipulasi otak ini akan terus berlanjut sampai puluhan tahun kedepan. Bahkan berdasarkan riset perkembangan teknologi dan kondisi sosial dunia saat ini, para tim pembuat gamenya yakin bahwa alat semacam Neuralink akan menjadi ‘new smartphone’ alias alat yang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-sehari.

Itulah yang membuat saya khawatir. Semoga saya tidak akan menjadi kaum yang tidak berguna itu. Kaum yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa di hidup. Hilang arah dan tujuan. Tidak ada harapan, tidak ada semangat, tidak ada landasan. Hambar saja. Justru relatif tersiksa karena dimanfaatkan terus oleh kaum borjuis ini. Dari produk-produk kaum borjuis inilah sang kaum tidak berguna merasakan kenikmatan. Apalagi produknya kerap memberikan kehidupan semu yang seakan lebih indah daripada kehidupan asli yang semakin kelam dihadapinya.

Bodohnya kaum tidak berguna ini masih kerap tidak sadar akan hal ini. Ya apalah daya, mereka berpikir hanya hidup sekali. Jadi kenapa harus dipikirin dalam-dalam? dibuat dienjoy aja keleus!