Video Presiden Putin yang memberikan pesan kepada rakyatnya yang baru lulus kuliah menjadi viral di internet. Orang-orang mempertanyakan, kenapa pemimpin zaman sekarang sedikit sekali yang memberikan inspirasi dari tulisan dan lisannya layaknya beliau? Begitu juga saya yang keherenan, apa pemimpin itu terlalu sibuk sampai alpa memberikan nasihat ke rakyatnya? atau justru takut balik dinasehati?

Semua pertanyaan ini kembali muncul setelah saya melanjutkan baca Muqaddimah dari Ibn Khaldun. Kali ini sudah masuk Pasal ke-51 tentang “Kebijakan Pembangunan Harus Mempunyai Strategi Agar Teratur”. Pada pasal ini, beliau merangkum kembali apa yang telah dijelaskan belasan pasal sebelumnya tentang keadilan, kesejahteraan, perpolitikan, dan peradaban. Rangkumannya adalah bahwa dalam bermasyarakat harus ada seorang pengatur yang menjadi juru pemutus dan tempat merujuk. Di mana keputusan pribadi maupun hukumnya seharusnya berlandaskan kepada syariat yang diturunkan Sang Penciptanya dan terkadang siasat akal. Semua-muanya dipikirkan dan dipertimbangkan untuk menjaga keselamatan para rakyatnya di dunia dan di akhirat.

Pada pasal ke-51 ini, Ibn Khaldun tidak perlu menuliskan contoh kasus dari banyak sumber seperti biasanya. Kali ini, beliau cukup menggunakan satu contoh terbaik pada zamannya dan mungkin hingga zaman sekarang, yang bisa menjelaskan banyak hal terkait masalah di atas.

Akhirnya tertulis ulang lah Surat Thahir bin Al-Husain kepada putranya, Abdullah bin Thahir, ketika sang putra diangkat oleh Al-Makmun menjadi gubernur di Riqqah, Mesir dan sekitarnya. Naskah surat tersebut memang diberikan oleh pemimpin kepada pemimpin lainnya, namun karena tersebar dan saking bagusnya, banyak rakyat kerajaan yang terkagum dan tersentuh dengan isi surat tersebut. Begitu juga dengan saya. Jadi mari kita baca dengan seksama. (Saya tuliskan persis dari buku Mukaddimah dari Al-Kautsar Pustaka)

~~

“Amma ba’du, Berpeganglah engkau pada ketakwaan Allah Yang Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, merasa diawasi-Nya dan jauhilah murka-Nya. Jagalah rakyat siang dan malam. Peliharalah keselamatan yang dikenakan oleh Allah kepadamu dengan cara mengingat tempat kembali, di mana engkau menghadap-Nya dan meminta pertanggungjawabanmu tentangnya. Dengan cara mengamalkan itu semua, agar Allah memelihara dan menyelamatkanmu pada hari Kiamat dari hukuman dan siksa-Nya yang pedih. Sesungguhnya Allah telah berbuat baik kepadamu dan mewajibkan kasih sayang kepadamu terhadap hamba hamba-Nya yang telah menyerahkan urusan mereka kepadamu. Allah telah mewajibkanmu berbuat adil kepada mereka, melaksanakan hak-hak dan hukuman-hukuman had-Nya atas mereka, membela kehormatan dan kedudukan mereka, melindungi darah dan ketentraman hati mereka, menanamkan rasa nyaman mereka. Allah akan menuntutmu apa yang telah diwajibkan-Nya kepadamu, akan memperlihatkannya dan menanyakannya kepadamu dan memberimu pahala atas apa yang telah engkau dahulukan dan Anda akhirkan.

Maka demi itu semua, konsentrasikanlah pemahaman, pemikiran dan penglihatanmu. Jangan sampai ada gangguan yang mengganggumu. Sesungguhnya hal itu adalah pangkal urusanmu, sendi utama keadaanmu dan hal pertama yang akan diperlihatkan Allah kepadamu.

Hendaklah hal pertama yang engkau wajibkan atas dirimu dan engkau lakukan adalah membiasakan shalat lima waktu yang difardhukan Allah atas dirimu, melakukannya dengan berjamaah dengan orang-orang sekitarmu, beserta sunnah-sunnah pendukungnya, yaitu menyempurnakan berwudhu dan memulainya dengan dzikir kepada Allah. Tartillah dalam bacaanmu, mantaplah dalam rukuk, sujud dan tasyahhudmu. Hendaklah engkau arahkan kepadanya pendapat dan niatmu. Anjurkanlah shalat kepada orang-orang yang menyertaimu dan berada di bawah kekuasaanmu. Jadikanlah shalat sebagai kebiasaan, karena–sebagaimana firman Allah shalat dapat mencegah perbuatan munkar dan keji.

Kemudian ikutilah hal itu dengan melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menerapkan akhlak-akhlak beliau dan mengikuti tradisi para salaf shalih setelah beliau.

Apabila suatu perkara datang kepadamu, maka mintalah bantuan dengan istilharah kepada Allah, takut kepada-Nya, dan berpegeng pada apa yang Allah turunkan dalam kitab-Nya yaitu perintah, larangan, halal dan haram dan mengikuti apa yang ditradisikan Rasulullah. Kemudian lakukanlah dengan haq karena Allah.

Janganlah menyimpang dari keadilan dalam masalah yang engkau suka maupun engkau benci, hanya karena kedekatan hubungan dengan seseorang. Utamakanlah fikih beserta ahlinya, agama beserta para pembawanya dan kitab Allah beserta para pengamalnya, Karena semulia-mulia hal yang digunakan berhias oleh seseorang adalah pandai dalam agama, mencarinya, mendorongnya, dan mengetahui apa yang membuatnya dekat kepada Allah. Semua itu adalah petunjuk kepada kebaikan seluruhnya, yang menuntun dan memerintahkannya, dan yang menghindarkan dari maksiat dan dosa-dosa besar seluruhnya.

Berkat taufik dari Allah seseorang bertambah pengetahuan dan pengagungan kepada-Nya dan mendapatkan derajat-derajat tinggi di akhirat, beserta apa yang ada dalam penampilan-penampilannya pada manusia yaitu menghormati dan segan pada kekuasaanmu, menyayangimu dan percaya pada keadilanmu.

Berpeganglah engkau pada sikap pertengahan (wasathiyah/moderat) dalam semua hal, karena tidak ada sesuatu pun yang lebih jelas manfaatnya, lebih nyata keamanannya dan lebih menghimpun keutamaan melebihi sikap pertengahan. Sikap pertengahan mengarahkan kepada jalan lurus. Jalan lurus merupakan bukti adanya taufik, dan taufik adalah pembimbing menuju kebahagiaan dan tegaknya agama dan sunnah-sunnah yang menunjukkan pada sikap pertengahan. Pilihlah sikap ini dalam seluruh urusan duniamu.

Janganlah bersikap teledor dalam mencari akhirat, pahala, amal-amal shalih, sunnah-sunnah kebaikan, petunjuk-petunjuk jalan lurus, memberi pertolongan, memperbanyak kebajikan dan mengusahakannya jika semua itu diniatkan untuk mencari ridha Allah dan menemani para kekasih-Nya di kampung kemuliaan-Nya.

Tidakkah engkau tahu bahwa bersikap pertengahan dapat mendatangkan kemuliaan dan membersihkan dosa-dosa. Dan bahwa engkau tidak akan dapat melindungi diri dari orang yang suka mencaci-maki dan tidak menjadi baik urusan-urusanmu dengan sesuatu hal, yang melebihi kemuliaan sikap pertengahan. Maka jemputlah dia, carilah petunjuk dengannya, niscaya menjadi sempurna urusan-urusanmu, bertambah kemampuanmu đan menjadi baik urusanmu, dalam hal umum maupun khusus.

Berbaik sangkalah engkau kepada Allah, niscaya rakyatmu akan tulus mengikutimu. Carilah perantara menuju kepada-Nya dalam semua urusan, niscaya menjadi kekal mikmat bagimu. Janganlah mencurigai seseorang yg engkau beri tugas di wilayahmu sebelum engkau tahu perkara yang sesungguhnya. Karena menjatuhkan kecurigaan dan berprasangka buruk kepada pada orang-orang bersih adalah dosa yang paling dosa.

Maka, jadikanlah di antara sikapmu itu berbaik sangka kepada teman-temanmu. Hindarilah berburuk sangka kepada mereka, niscaya hal itu membantumu untuk meningkatkan kemampuan dan melatih mereka. Jangan sampai musuh Allah, yaitu syetan, menemukan tempat menyelinap dalam urusanmu. Sebab syetan merasa cukup dengan sedikit saja dari kelemahanmu untuk memasukkan dalam dirimu dari balik celah itu sikap buruk sangka pada mereka, suatu hal yang mengurangi kenyamanan hidupmu.

Ketahuilah, dengan berbaik sangka engkau dapat menemukan kekuatan dan kenyamanan, Dengan berbaik sangka, engkau dapat merasa cukup jika urusan-urusanmu yang engkau sukai telah tercukupi. Dengan berbaik sangka engkau dapat mengajak manusia mencintaimu dan istiqamah dalam semua urusan. Namun janganlah berbaik sangka kepada sahabat-sahabatmu dan menyayangi rakyatmu itu menghalangimu untuk bertanya dan memeriksa urusan-urusanmu. Bertindaklah secara langsung terhadap urusan-urusan para gubernur, mengawasi rakyat, mengurus kebutuhan-kebutuhan mereka dan menanggung ongkos-ongkos mereka adalah lebih mudah bagimu daripada selain itu. Karena hal itu lebih dapat menegakkan agama dan lebih menghidupkan sunnah. Ikhlaskanlah niatmu dalam semua ini. Lakukan sendiri dalam meluruskan dirimu sebagaimana bersendirinya orang yang mengetahui balwa dia akan diminta pertanggung-jawaban tentang apa yang dia perbuat, dimana ia diberi pahala karena berbuat baik dan dihukum karena berbuat buruk. Sesungguhnya Allah menjadikan agama sebagai simpanan dan sebagai kemuliaan serta mengangkat orang yang mengikutinya dan memuliakannya. Berjalanlah bersama orang yang engkau pimpin pada jalan agama dan jalan hidayah.

Tegakkanlah hukuman had pada orang-orang yang melakukan kejahatan sesuai dengan tingkatan mereka dan apa vang menjadi hak mereka. Janganlah engkau abaikan hal itu, jangan pula menganggapmya remeh. Jangan engkau tunda hukuman orang yang harus dihukum, Sehab, keteledoranmu pada masalah itu daput merusak baik sangkamu.

Berpeganglah dalam segala urusanmu pada sunnah-sunnah yang sudah diketahui baik. Hindarilah bid’ah dan berbagai syuhbat, niscaya akan selamat agamamu dan tegak kerhormatanmu.

Ketika engkau berjanji sesuatu, maka tunaikanlah. Dan apabila engkau menjanjikan kebaikan maku laksanakanlah. Terimalah kebaikan dan balaslah dengan kebaikan pula. Pejamkanlah matamu terhadap cacat yang dimiliki rakyatmu yang cacat. Ikatlah lisanmu dari acapan bohong dan palsu. Marahilah orang yang suka mengadu domba. Karena pertama kali terjadinya kerusakan pada urusan-urusanmu baik sekarang maupun nanti adalah mendekatkan orang yang berani dan banyak berbuat bohong. Karena kebohongan adalah pangkal dari berbagai dosa dan kepalsuan. Sedangkan adu domba adalah ujungnya. Karena tak dapat selamat orang yang melakukannya dan tidak selamat pula urusannya sama sekali.

Cintailah ahli keshalihan dan kejujuran. Muliakanlah orang-orang mulia dengan benar. Kasihilah orang-orang lemah. Sambunglah tali silaturrahim, carilah dengan itu semua ridha Allah dan demi memuliakan perintah-Nya. Carilah di dalamnya pahala dari-Nya dan kampung akhirat.

Hindarilah keingingan-keinginan buruk dan kecurangan. Palingkanlah pendapat dari keduanya, Perlihatkanlah kebersihan dari hal itu kepada rakyatmu. Berilah kenikmatan melalui keadilan dalam mengatur mereka. Lakukanlah dengan benar dalam memimpin mereka dan dengan pengetahuan yang membawamu kepada jalan hidayah. Kendalikan dirimu ketika marah dan utamakanlah kebijaksanaan dan ketenangan. Hindarilah sikap keras, gegabah dan menipu dalam masalah yang kau jalani.

Hindarilah perkataan, “Aku yang diberi kekuasaaan, maka aku bebas melakukan apa yang aku kehendaki.” Sebab, ucapan itu menunjukkan tidak adanya pertimbangan akal dan sadikitnya keyakinan kepada Allah. Ikhlaskanlah niat dan keyakinan kepada Allah.

Ketahuilah, kekuasaan adalah milik Allah yang Dia berikan kepada yang Dia kehendaki dan Dia ambil dari yang Dia kehendaki. Tidak ada perubahan nikmat menjadi siksa dan siksa menjadi nikmat atas seseorang yang lebih cepat daripada yang dialami para pembawa nikmat. Yaitu pembantu-pemtantu sultan dan orang yang mendapat keleluasaan dalam kerajaan apabila dia mengingkari nikmat-nikmat dan kebaikan Allah dan sombong dengan anugrah yang telah diberikan-Nya.

Hindarilah sifat tamak. Hendaklah yang menjadi simpanan dan kekayaanmu adalah kebaikan, ketakwaan, memperbaiki rakyat, memakmurkan negeri mereka, meneliti urusan-urusan mereka, menjaga darah mereka dan membantu mereka yang lemah. Ketahuilah, harta jika disimpan dan ditimbun dalam gudang gudang penyimpanan tidak akan bisa berkembang. Namun jika harta berada dalam kebaikan rakyat, memberikan hak-hak mereka dan menghindarkan kepedihan dari mereka, maka harta pun bisa berkembang. Orang umum menjadi bersih dan baik, kekuasaan menjadi teratur, zaman menjadi baik dan diyakini di dalamnya terdapat kemuliaan dan manfaat.

Hendaknya gudang kekayaanmu adalah pembagian harta demi kemakmuran Islam dan umat Islam. Penuhilah darinya hak-hak para gubernur Amirul Mukminin sebelum hak-hakmu sendiri. Penuhilah bagian-bagian mereka. Telitilah apa yang dapat memperbaiki kondisi dan kesejahteraan mereka. Karena jika engkau melakukan hal itu, maka mikmat atasmu akan bertahan dan mendapat tambahan dari Allah.

Dengan itu semua, dalam memungut pajak (kharaj) dan menghimpun harta-harta rakyatmu dan wilayahmu engkau akan lebih kuat. Karena keadilan dan kebaikanmu yang mereka rasakan, semua orang lebih mudah patuh kepadamu dan lebih lega hatinya terhadap segala yang engkau inginkan.

Bersungguh-sungguhlah dalam apa yang telah aku tulis untukmu dalam bab ini dan hendaklah perhatianmu besar kepadanya. Yang tersisa dari harta hanyalah apa yang diinfakkan di jalan Allah. Ketahuilah apa yang menjadi hak orang-orang yang bersyukur dan berilah balasan kepada mereka.

Jangan sampai dunia dan tipu dayanya membuatmu lupa akan kerepotan di akhirat, lalu engkau menganggap enteng apa yang akan menimpamu. Menganggap enteng dapat melahirkan sikap teledor dan keteledoran menyebabkan kebinasaan.

Hendaklah amalmu engkau lakukan karena Allah dan berharaplah mendapat pahala, karena Allah telah menyempurnakan anugrah-Nya kepadamu. Berpeganglah pada rasa syukur, niscaya Allah menambahkan bagimu kebaikan dan (keinginan) berbuat baik. Karena Allah memberi pahala sesuai kadar syukur para pelakunya dan sesuai kadar perbuatan baik para pelakunya.

Janganlah sekali-kali engkau meremehkan dosa. Jangan mengasihi pendengki. Jangan berhubungan dengan orang yang suka mengkufuri. Jangan menjilat musuh. Jangan mempercayai pengadu domba. Jangan percaya pada penipu. Jangan berteman dengan orang fasik. Jangan ikuti orang lancang. Jangan memuji orang riya. Jangan menghina seseorang Jangan menolak peminta-minta yang fakir. Jangan anggap baik perkara bathil. Jangan perhatikan pelawak, Jangan salah janji. Jangan berhias karena sombong. Jangan perlihatkan kemarahan. Jangan menentang harapan. Jangan berjalan sombong. Jangan melewati batas dalam mencari akhirat.

Jangan pedulikan pengadu domba. Jangan pejamkan mata terhadap orang zalim karena takut atau suka padanya. Janganlah mencari pahala akhirat dalam dunia.

Perbanyaklah musyawarah dengan para ahli fikih. Jalankanlah dirimu dengan bijaksana. Belajarlah dari orang-orang berpengalaman, orang-orang pandai dan memiliki pendapat dan hikmah. Janganlah memasukkan dalam permusyawaratanmu orang lemah dan bakhil. Janganlah mendengar ucapan mereka sama sekali karena bahaya mereka lebih banyak daripada manfaat mereka. Tiada sesuatu pun yang lebih cepat merusak urusan rakyat yang engkau hadapi daripada kebakhilan.

Ketahuilah, jika engkau berambisi, maka engkau akan banyak mengambil dan sedikit memberi. Jika engkau seperti itu, maka urusanmu tidak bisa lurus kecuali sedikit. Karena rakyatmu hanya dapat engkau ikat untuk mencintaimu dengan cara menahan diri terhadap harta mereka dan dengan cara meninggalkan perbuatan lancang atas mereka. Mulailah dengan orang yang tulus padamu dari kalangan para gubernurmu dengan mengutamakan dan memberi mereka dengan baik.

Hindarilah kebakhilan. Ketahuilah, kebakhilan adalah hal pertama di mana manusia durhaka kepada Tuhannya. Sesungguhnya orang yang durhaka kepada Tuhannya berada dalam kedudukan hina. Itulah firman Allah, “Barangsiapa yang terjaga dari kebakhilan dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Maka mudahkanlah jalan murah hati dengan haq. Jadikanlah hal itu suatu bagian bagi semua umat Islam dari kelompokmu. Yakinlah bahwa murah hati adalah hal yang paling mulia dari para hamba. Maka persiapkanlah bagimu akhlak kepada al-haq, dan relakanlah dengannya sebagai amal dan madzhab.

Periksalah tentara dalam catatan induk dan kepangkatan mereka. Perbanyaklah gaji mereka dan luaskanlah penghidupan mereka, niscaya Allah menghilangkan kefakiran mereka, lalu menjadi kuat bagimu urusan mereka dan bertambah hati mereka dalam patuh padamu dan urusanmu secara ikhlas dan lapang dada. Cukuplah keberuntungan bagi pemilik kekuasaan jika dia memiliki belas kasihan terhadap tentara dan rakyat dalam keadilannya, kewaspadaannya, kesadarannya, bantuannya, kasih sayangnya, kebaikannya dan perluasannya. Maka tinggalkanlah yang tidak disukai dari dua bab dengan merasakan kelebihan bab lain dan mengerjakannya, niscaya engkau akan menemui keberhasilan, kebaikan dan keberuntungan.

Keputusan pengadilan bagi Allah berada pada tempat yang tidak ada urusan lain lagi di atasnya. Sebab, pengadilan merupakan timbangan Allah yang digunakan untuk mengukur kondisi manusia di bumi. Dengan menegakkan keadilan dalam keputusan pengadilan dan amal maka rakyat menjadi baik, jalan menjadi aman, orang yang dizalimi mendapat pembelaan dan masyarakat dapat mengambil hak-hak mereka, penghidupan mereka menjadi baik, dan hak ketaatan terpenuhi. Allah memberi rezeki keselamatan dan menegakkan agama, memberlakukan sunnah dan syariat tepat pada jalannya.

Bertahanlah dalam menjalankan perintah Allah dan hindarilah mengambil tanpa hak. Tegakkanlah hukuman-hukuman had, jauhilah sikap terburu-buru, jauhi rasa bosan dan gelisah, terimalah apa adanya terhadap pembagian, ambillah manfaat dengan penelitianmu, sadarlah dalam diammu, bersikap benarlah dalam ucapanmu, sadarkanlah musuh, berhentilah jika mendekati syubhat dan mantaplah dalam berargumentasi. Janganlah terpengaruh oleh seseorang dari rakyatmu karena rasa suka bermanis muka mampun oleh cemoohan orang yang mencemooh. Tegurlah perlahan-lahanlah, intailah, waspadalah, berpikirlah, renungkanlah petiklah pelajaran, merendahlah pada Tuhanmu, kasihilah semua rakyat dan kuasakanlah kebenaran atas dirimu.

Janganlah terburu-buru menumpahkan darah. Karena darah itu menurut Allah berada dalam kedudukan yang agung. Janganlah merusaknya tanpa alasan yang hak.

Uruslah kharaj (pajak) yang menjadikan rakyat lurus. Kharaj dijadikan oleh Allah sebagai kemuliaan dan keluhuran; bagi ahlinya sebagai keluasan dan pertahanan, bagi musuh-Nya dan musuh mereka sebagai kehinaan dan kemarahan serta bagi kaum kafir dari kalangan yang memusuhi mereka sebagai kehinaan dan kerendahan. Maka bagikanlah dia di antara para pemiliknya dengan haq, adil, sama dan merata. Janganlah engkau bela sesuatu pun darinya demi seorang yang terhormat karena kehormatannya, atau demi orang kaya karena kekayaannya, bukan karena membela sekretaris ataupun orang dekatmu, Jangan mengambil darinya lebih dari yang seharusnya.

Janganlah membebankan perkara secara melampaui batas. Bawalah orang-orang semuanya kepada perkara haq, karena hal itu lebih meyakinkan diri mereka dan lebih mantap untuk keridhaan orang awam.

Ketahuilah, engkau dijadikan di wilayahmu sebagai penjaga, pemelihara dan penggembala. Warga wilayahmu disebut dengan rakyat yang artinya gembalaan karena engkau adalah penggembala dan penjaga mereka. Ambillah dari mereka apa yang mereka berikan kepadamu, yaitu permaafan mereka. Laksanakanlah itu demi menegakkan urusan mereka, kebaikan dan meluruskan kebengkokan mereka. Angkatlah untuk mengurus mereka orang-orang yang memiliki pendapat, penghayatan, penelitian, pengalaman, dengan ilmu dan amal dalam siasat dan menjaga kehormatan diri. Luaskanlah gaji mereka karena hal itu merupakan hak hak yang wajib engkau tunaikan dalam jabatanmu dan yang disandarkan padamu.

Maka jangan tergangggu oleh perkara yang mengganggu dan jangan berpaling darinya karena perkara yang memalingkan. Karena jika engkau mengutamakannya dan melaksanakan perkara yang wajib di dalamnya niscaya engkau mengundang datangnya nikmat dari Tuhanmu, kebaikan pembicaraan dalam wilayahmu dan menarik rasa cinta rakyatmu dan membantu kebaikan. Maka kebaikan-kebaikan akan deras di negerimu dan pembangunan akan tersebar di wilayahmu. Tampaklah kemakmuran di kampungmu, banyak pajakmu, sempurna harta-hartamu, dan engkau mampu melatih tentaramu dan menyenangkan orang awam dengan muncurahkan pemberian kepada mereka. Engkau terpuji dalam siasat dan disukai keadilanmu dalam masalah ini oleh musuhmu. Dan engkau dalam segala urusan memiliki keadilan, sarana, kekuatan, dan bekal. Maka berlombalah dalam hal tersebut dan jangan dahulukan atasnya sesuatu yang lain, niscaya akan terpuji akhir dari kekuasaanmu, insyaAllah Buatlah dalam setiap kampung dari wilayahmu seorang kepercayaan yang melaporkan kepadamu berita-berita para pegawaimu dan mencatatkan untukmu tindakan dan tingkah laku mereka. Dengan begitu, seakan-akan engkau bersama tiap-tiap pegawai di wilayahmu secara saling berhadapnan pada urusan-urusan mereka semuanya. Apabila engkau ingin memerintahkan mereka suatu perkara maka lihatlah akibat-akibat apa yang engkau kehendaki dari hal itu. Jika engkau pandang di dalamnya terdapat keselamatan dan dapat dilakukan dengan baik dan dipertahankan maka laksanakanlah. Tapi jika tidak, berhentilah dan merujuklah kepada ahli analisa yang paham tentang hal itu. Lalu ambillah segala persiapannya. Sebab terkadang seseorang berpikir dalam urusannya, memperkirakan dan melakukannya berdasarkan apa yang dia suka, lalu hal itu membuatnya lupa dan bangga. Maka jika dia tidak memandang akibat-akibatnya, maka akhirnya hal itu justru akan mencelakakannya dan merusak urusannya. Jadi yakinkan dahulu segala apa yang engkau kehendaki dan lakukanlah setelah mendapat pertolongan Allah dengan kekuatan. Perbanyaklah istikharah (mohon pilihan) pada Tuhanmu dalam segala urusan.

Selesaikanlah pekerjaanmu hari ini di hari ini juga, dan jangan memundanya hingga esok. Seringlah melakukannya secara langsung, sebab esok mempunyai berbagui urusan dan peristiwanya sendiri yang dapat membuatmu lupa pekerjaan hari ini yang engkau tunda.

Ketahuilah, bahwa hari ini jika telah berlalu maka dia hilang dengan membawa segala apa yang ada padanya. Jika engkau tunda pekerjaannya, maka akan terkumpul atas engkau pekerjaan dua hari, lalu hal itu memberatkanmu hingga engkau bisa jatuh sakit. Dan jika engkau selesaikan pekerjaan untuk setiap hari, maka engkau telah membuat nyaman badan dan pikiranmu dan telah engkau himpun urusan kekuasaanmu.

Lihatlah manusia-manusia merdeka dan yang mempunyai keutamaan. Yaitu orang yang engkau uji kejernihan hatinya dan engkau saksikan kasih sayangnya kepadamu dan bantuan mereka melalui nasihat dan memerhatikan perintahmu. Bersikap tuluslah kepada mereka dan berbuat baiklah pada mereka.

Periksalah kaum papa, yaitu orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka. Tanggunglah biaya mereka. Perbaikilah kondisi mereka hingga mereka tidak menderita kemiskinan lagi.

Lakukan sendiri dalam mengurus masalah-masalah orang-orang fakir, miskin, dan yang tidak mampu melaporkan kezaliman yang dialaminya kepadamu, serta orang yang diremehkan karena tidak punya pengetahuan untuk menuntut haknya. Tanyakanlah tentang mereka secara berulang-ulang. Tugaskanlah untuk mengurus orang-orang sejenis itu kepada orang-orang shalih dari rakyatmu. Perintahkanlah mereka untuk melaporkan kebutuhan-kebutuhan mereka dan hal-hal mereka kepadamu agar engkau pertimbangkan dengan apa Allah akan memperbaiki keadaan mereka.

Periksalah para korban bencana anak-anak yatim dan janda-janda. Ambilkan untuk mereka rezeki dari Baitul Mal, demi mengikuti Amirul Mukminin Umar bin Al-Khatthab–semoga Allah memuliakannya–dalam menyayangi dan membantu mereka. Dengan begitu, agar Allah memperbaiki kehidupan mereka dan memberimu keberkahan dan tambahan.

Berilah bagian untuk orang-orang buta dari Baitul Mal. Dahulukan lah para penghafal-Qur’an dari kalangan itu dan juga yang hafal sebagian besarnya dalam kadar pemberian. Dirikanlah rumah sakit untuk kaum Muslimin yang sakit sehingga dapat melindungi mereka. Tunjuklah para petugas yang mengasihi mereka, dokter yang mengobati penyakit mereka, dan bantulah mereka dengan kesenangan-kesenangan selagi hal itu tidak menyebabkan pemborosan dalam Baitul Mal.

Ketahuilah, jika manusia diberi hak dan angan-angan tertinggi mereka, maka hal itu belum menyenangkan mereka dan belum melegakan hatinya tanpa menghilangkan kebutuhan-kebutuhan mereka kepada para gubernur demi berharap mendapatkan tambahan dan anugrah kasih sayang. Terkadang pemikir urusan-urusan umat menjadi bosan karena banyaknya perkara yang dihadapinya, menyibukkan pikirannya dan hatinya, yang menimbulkan beban biaya dan keberatan. Orang yang suka keadilan dan mengetahui kebaikan-kebaikan urusan-urusannya di masa sekarang dan anugrah pahala kelak tidaklah sama seperti orang yang menghadap apa yang dapat mendekatkannya kepada Allah dan mencari rahmat-Nya.

Perbanyaklah memberi izin kepada masyarakat untuk menemui. Perlihatkanlah kepada mereka wajahmu. Tenangkanlah mereka dengan indera-inderamu, rendahkanlah sayapmu, perlihatkan kepada mereka keramahanmu, lembutlah kepada mereka dalam bertanya dan berbicara kasihanilah mereka dengan kemurahan dan kemuliaanmu. Apabila engkau memberi, maka berilah dengan kerelaan, hati lega dan demi mencari kebaikan dan pahala tanpa memperkeruh dan mengungkit-ungkit. Sebab pemberian dengan kerelaaan itu adalah perdagangan yang menguntungkan, insyaAllah.

Ambillah pelajaran dari urusan-urusan dunia yang engkau lihat dan dari ahli kekuasaan dan kepemimpinan pada masa lalu dan umat-umat yang telah lewat. Berpeganglah dalam keadaanmu seluruhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, melihat pada cinta-Nya, mengamalkan syariat dan sunnah-sunnah-Nya dengan menegakkan agama dan kitab Nya. Hindarilah apa yang berbeda dan bertentangan dengan itu dan yang mengundang murka Allah.

Ketahuilah harta-harta apa saja yang dikumpulkan oleh para pegawai-pegawaimu dan apa yang mereka belanjakan darinya. Janganlah kau himpun harta yang haram dan janganlah membelanjakan secara berlebihan.

Perbanyaklah duduk bersama para ulama, bermusyawarah dan bergaul dengan mereka. Jadikanlah hobimu adalah mengikuti sunnah sunnah dan menegakkannya, mengutamakan kemuliaan dan keluhuran akhlak. Hendaklah yang paling engkau hormati di antara para punggawa dan orang-orang khususmu adalah orang yang apabila melihat cacat pada dirimu, maka kewibawaanmu tidak menghalanginya untuk menyampaikan kekurangan itu kepadamu, baik dalam kesendirianmu maupun secara terbuka. Karena orang-orang seperti itulah yang paling baik dari kalangan para gubernurmu dan pembantumu.

Aturlah para pegawai dan para juru tulis yang ada di hadapanmu. Tentukanlah bagi setiap orang dari mereka dalam setiap hari suatu kesempatan di mana dia masuk menemuimu dengan membawa catatan- catatannya dan musyawarahnya serta apa yang disampaikannya. Yaitu kebutuhan-kebutuhan pegawaimu dan urusan-urusan kerajaan dan rakyatmu. Kemudian terhadap semua yang disampaikan kepadamu, konsentrasikanlah pendengaran, penglihatan, pemahaman dan pemikiranmu. Ulang-ulangilah untuk mempertimbangkan dan merenungkannya. Jika hal itu sesuai dengan kebenaran dan keyakinan, maka laksanakanlah dan istikharahlah pada Allah di dalamnya. Dan apa yang bertentangan dengan itu, maka berpalinglah untuk menanyakannya dan mengklarifikasinya

Janganlah mengungkit-ungkit terhadap rakyatmu dan terhadap yang lain, suatu kebaikan yang pernah engkau berikan kepada mereka. Janganlah engkau terima dari seseorang kecuali demi memenuhi, beristiqamah dan membantu urusan-urusan pemimpin umat Islam. Janganlah meletakkan kebaikan kecuali yang sesuai dengan itu. Pahamilah suratku, nikmatilah pemikiran yang terkandung di dalamnya dan laksanakanlah. Mintalah pertolongan pada Allah atas segala urusanmu dan mintalah kebaikan kepada-Nya, karena Allah menyertai kebaikan dan para pelakunya. Hendaklah tindakanmu yang terbesar dan kesenanganmu yang utama adalah apa yang dilakukan karena Allah sebagai keridhaan, demi agamanya sebagai aturan, demi ahlinya sebagai kemuliaan dan keyakinan, demi agama dan perlindungan sebagai keadilan dan kebaikan. Aku memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan, taufik, petunjuk dan perlindungan kepadamu. Wassalam.”

~~

Selesai surat itu dibaca, membuat Al-Makmun terkagum juga. Kemudian Al-Makmun memerintahkan agar surat tersebut disalin dan dikirimkan kepada seluruh pegawa di berbagai penjuru wilayah agar mereka mengikuti dan melaksanakan apa yang ada di dalamnya.

Kapan kita akan berjumpa dengan pemimpin semodel itu lagi yang kuat dalam Pena-nya?