“When you entered into this world, others laughed while you cried. Leave this world in such a way that they cry while you laugh.”

Di jeda waktu kerja, saya tetiba teringat masih punya janji untuk menuliskan kisah awal mula manusia yang disampaikan oleh Nouman Ali Khan di acara Story Night (baca pengalamannya di sini). Ya saya teringat setelah teman saya, Aulia, menyodorkan video pesan singkat Omar Suleiman–tokoh agama dari Dallas City, jauh di Amerika sana. Judul videonya adalah The Day You Were Born Vs. The Day You Die. Beliau membuka pesan inti videonya dengan kalimat yang juga saya gunakan di awal tulisan ini.

~~

Kisah awal mula manusia memang penuh akan kontroversi. Kita tahu banyak yang sudah berteori. Misalnya, teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari spesies primata–Homo Sapiens–yang berhasil mengalahkan spesies makhluk hidup lainnya. Diceritakan oleh Charles Darwin bahwa manusia bisa menang karena memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dan zaman. Lalu Yuval Noah Harari di bukunya ‘Sapiens’ juga berpendapat, bahwa spesies primata Homo Sapiens ini bisa berhasil menguasai bumi karena memiliki kesamaan ide dan khayalan kolektif yang membuat mereka hidup lebih teratur dan kompak dibanding spesies lainnya. Dia mencontohkan seperti manusia ‘membuat’ dan ‘menyepakati’ ide bahwa ada Tuhan yang memberikan aturan sehingga mereka tidak dapat berbuat sesukanya–dan hal itu tidak dimiliki spesies lainnya.

Kisah awal mula makhluk yang berkuasa di bumi ini pun tidak luput menjadi konten di dalam Kitab Suci agama mayoritas. Menurut saya wajar saja ada di dalam Kitab Suci. Justru akan aneh seandainya Tuhan yang menciptakan semua ini malah tidak menceritakan awal mula penciptaan-Nya di Kitab Suci.

~~

Suatu malam di tahun 2019, Nouman Ali Khan sedang berdiri di atas panggung di Balai Kartini Jakarta. Beliau menceritakan awal mula sejarah manusia berdasarkan konten Kitab Suci yang diyakininya, yaitu Al-Quran. Kitab Suci yang dianut umat Islam ini memang secara eksplisit mengatakan bahwa ‘manusia’ pertama yang diciptakan adalah Nabi Adam as. Tetapi Nabi Adam as bukanlah penghuni pertama di bumi ini. Diceritakan bahwa jauh sebelumnya sudah terdapat bangsa Malaikat, bangsa Jin, para hewan, dan tumbuhan yang hidup.

Kisah tentang awal mula sejarah manusia ini adalah kisah pertama yang diceritakan di Al-Quran dan diulangi sebanyak tujuh kali di bagian surah yang berbeda. Uniknya, ternyata tiap pengulangan kisah tersebut memiliki sudut pandang pengisahan yang berbeda-beda. Ada yang kisahmya diceritakan dari sudut pandang Malaikat dan ada juga yang dari sudut pandang bangsa Jin.

Long story short, kita akhirnya tahu bahwa manusia ditunjuk sebagai Khalifah (pemimpin) di muka bumi. Tetapi ada pimpinan bangsa Jin, yang sombong, kemudian mendurhakai keputusan Tuhan-nya dan bertekad untuk selalu menyesatkan manusia. Syukurnya, semua rencana dan intrik yang ada di kepala pimpinan bangsa Jin ini diceritakan di dalam Al-Quran. Jadi menurut Nouman Ali Khan, seharusnya itu bisa menjadi sumber strategi manusia dalam menghadapi musuh yang nyata selama masa hidupnya.

Lalu bagaimana akhirnya manusia berkuasa di muka bumi? Ya tentu dengan melakukan apa yang telah diajari oleh Penciptanya. Sebelum manusia dihadirkan di bumi, sudah diputuskan oleh Yang Maha Kuasa bahwa yang akan mewarisi bumi adalah manusia. Keputusan itu sudah tidak bisa diganggu gugat. Oleh karenanya, Nabi Adam langsung diajari dan diberikan banyak pengetahuan setelah diciptakan di Surga.

Di Agama Islam memang diceritakan bagaimana nabi-nabi dihadirkan dengan memiliki kemampuan khusus yang spesifik. Menariknya, urutan nabi ini sangat sesuai dengan teori perkembangan zaman umat manusia. Pertama ada Nabi Adam yang ahli menanam tumbuhan. Kemudian lanjut ke Nabi idris yang ahli menjahit dan menulis. Lalu lanjut ke Nabi Nuh yang ahli teknik kayu dan bangunan, dan seterusnya.

Buku ‘Sapiens’ Yuval Noah Harari mengatakan bahwa ada perkembangan kognitif secara pesat pada spesies simpanse Homo Sapiens ini, sebelum akhirnya terjadi revolusi pertanian yang sangat mempengaruhi sejarah manusia selamanya. Sedangkan Al-Quran menjelaskan bahwa manusia telah mempunyai kemampuan kognitif dan intelektual sesaat sejak awal diciptakan, lalu Nabi Adam melakukan kegiatan pertanian saat memulai kehidupannya di bumi. Sedikit serupa tapi berbeda.

~~

Semakin larut malam, Nouman Ali Khan melanjutkan lagi ceritanya dengan kisah tentang Ruh Manusia. Jadi sebelum ruh ditiupkan ke dalam pasangan tubuhnya, para ruh ini sudah hidup di alam ruh. Para ruh ini saling berkomunikasi satu sama lain layaknya di dunia. Katanya, itulah kenapa ada istilah ‘soulmate’ atau dua manusia yang merasa cocok sekali secara mendalam padahal baru bertemu. Hal itu mungkin karena kedua ruh mereka sudah akrab banget duluan di alam ruh, ceunah.

Sesaat sebelum ruh ditiupkan ke tubuh manusia, ruh ini dipanggil dulu oleh Penciptanya. Kemudian mereka diingatkan kembali tentang apa yang akan dihadapinya setelah dihidupkan di dunia atau bumi. Para ruh dijelaskan bahwa selama hidup, mereka akan dihadapi dengan ujian serta tantangan ini itu. Seandainya ruh berhasil maka hadiahnya adalah Surga. Jika gagal maka konsekuensinya adalah Neraka. Semua-muanya dijelaskan dan ditampilkan secara jelas oleh Sang Pencipta.

Ternyata para ruh ini sangat percaya diri sekali. Ibarat kata, mereka sudah tidak sabar melewati ujian di bumi yang singkat demi kehidupan di Surga yang kekal. Sebagai ruh yang tahu bahwa nantinya mereka akan hidup sebagai manusia yang memiliki kemampuan berpikir, mereka menganggap mana mungkin manusia bisa lupa akan Penciptanya di saat segala bukti sudah jelas terpapar di muka bumi. Apalagi nantinya akan diturunkan para nabi, rasul, kitab, dan cahaya Muhammad. Ujian dan tantangan yang ada juga tidak seberapa jika dibandingkan dengan hadiah yang ditawarkan. Para ruh ini akhirnya setuju kalau kelak mereka akan menjadi manusia di bumi.

~~

Akhirnya lahirlah manusia ke dunia, sebagai bayi kecil yang menangis. Disambut dengan tawa gembira oleh orang-orang di sekitarnya. Lalu segera dimandikan dan dibalutkan dengan kain.

Si bayi kecil kemudian tumbuh menjadi manusia yang sadar dan berpikir. Melihat sekeliling dunia yang menakjubkan, menjalani penuh kehidupan, dan menghadapi duka cita. Tetapi apakah mereka berpikir tujuan utama akan semua hidup ini? apakah manusia ingat bahwa dunia bukan tempat terakhirnya? Maka beruntunglah manusia yang sepenuhnya sadar apa yang sedang terjadi dan maka merugilah manusia yang lupa dan senantiasa mengeluh “siapa juga yang minta saya diciptakan ke dunia ini? saya kan tidak pernah minta.”

Sekarang kita kembali ke kalimat pembuka tulisan ini. Sebelum bayi dewasa ini kembali dimandikan dan dibalutkan dengan kain, Apakah kita sudah bisa menjadi manusia yang tertawa bahagia dan ditangisi orang-orang saat meninggalkan dunia ini?